Facebook Menggandeng Media Kredibel dalam Rilis Fitur News

Facebook Menggandeng Media Kredibel dalam Rilis Fitur News

Facebook Menggandeng Media Kredibel dalam Rilis Fitur News – Facebook adalah salah satu web site jejaring sosial yang paling fenomenal sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2004 hingga sekarang. Pengguna akun Facebook hingga tahun 2015 ditaksir sekitar 1,44 miliar di seluruh dunia, hal ini sebabkan foundernya Mark Zuckerberg menjadi pebisnis kaya termuda di dunia.

Facebook sendiri punya kegunaan utama sebagai media sosial yang mampu menghubungkan Anda bersama dengan orang-orang di seluruh dunia. Biasanya, dunia Facebook terhitung disebut sebagai dunia maya. Karena tidak seluruh yang tersedia di dalam Facebook sesuai bersama dengan dunia nyata atau aslinya. Namun sebetulnya peran jejaring sosial ini sendiri adalah untuk merepresentasikan dunia nyata pengguna akun ke dalam media sosial supaya mampu mengakses bersama dengan orang-orang di kehidupan aslinya. Oleh dikarenakan itu, tidak direkomendasi untuk memalsukan apa pun di dalam akun Anda. sbobet

Facebook Menggandeng Media Kredibel dalam Rilis Fitur News

Yang membawa dampak Facebook unik adalah kemampuan untuk mengakses dan sharing bersama orang yang Anda sayangi pada selagi bersamaan. Bagi banyak orang, mempunyai akun facebook sekarang merupakan anggota yang diinginkan untuk online, layaknya alamat email anda sendiri. benchwarmerscoffee

Dan karena facebook begitu populer, web lain sudah bekerja untuk mengintegrasikan facebook. Ini berarti anda mampu memakai satu akun facebook untuk masuk ke beragam layanan diseluruh web. Entah anda pengguna facebook lama atau seseorang yang tidak pernah mempunyai akun jejaringan sosial seumur hidup, Anda barangkali mendapati diri anda, bersama pertanyaan yang menanyakan mengapa anda kudu mengawali atau konsisten berinteraksi bersama akun dan konsisten memakai facebook. premiumbola

Namun siring dengan perkembannya, Facebook meluncurkan fitur berita sekaligus membayar kantor tempat untuk sejumlah berita yang muncul dalam fitur baru tersebut. Langkah ini diambil alih sesudah 25 th. Facebook terkesan melupakan perusahaan tempat bersama dengan memakan pendapatan iklan begitu saja. www.benchwarmerscoffee.com

Facebook sedang jalankan uji coba fitur baru bagi pengguna terbatas di AS berbentuk product berita bersama dengan menggandeng media massa.

Facebook hanya akan menampilkan berita utama. Beberapa media yang dipilih untuk menyajikan berita itu, antara lain Wall Street Journal, Washington Post, BuzzFeed News, Business Insider, NBC, USA Today, dan Los Angeles Times.

Nantinya, pengunjung Facebook yang menekan fitur berita akan langsung masuk ke situs atau aplikasi berita penerbit. Hal itu merupakan permintaan penerbit atau perusahaan media.

Langkah Facebook dinilai sejumlah pihak akan memperbaiki mengisi berasal dari Info yang selama ini seringkali berbau hoaks di sarana sosial itu. Di sisi lain, lebih dari satu pengamat sarana selamanya curiga bersama dengan komitmen Facebook yang menghendaki mendukung mengembangkan industri media.

Sejauh ini, manajemen Facebook enggan memaparkan sarana apa saja dan berapa banyak berita yang akan mendapatkan bayaran. Hanya saja, Chief Executive Officer (CEO) Facebook Inc Mark Zuckerberg memastikan pihaknya akan merajut jalinan jangka panjang bersama dengan penerbit.

“Ada peluang untuk mengatur hubungan keuangan jangka panjang yang stabil dengan penerbit,” ucapnya dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press,

Facebook tengah melakukan uji coba fitur baru bagi pengguna terbatas di Amerika Serikat (AS), yakni Facebook News. Fitur ini nantinya bakal memungkinkan platform media sosial tersebut menyampaikan berita produk jurnalistik, seperti halnya koran.  Adapun fitur ini dapat diakses pada menu ‘home page’ alias ‘beranda’. Dalam unggahan blog Facebook Newsroom, VP, Global News Partnerships Facebook Campbell Brown dan Product Manager News Facebook Mona Sarantakos mengatakan bahwa nantinya artikel berita akan terus muncul di menu Beranda. Namun, perusahaan bakal membuat tab khusus yang berfokus pada produk jurnalistik.

“Kami ingin memberi orang lebih banyak kontrol atas berita yang mereka lihat, dan kemampuan untuk mengeksplorasi lebih banyak minat berita mereka, langsung di dalam aplikasi Facebook,” ujar Brown dan Sarantakos seperti dikutip TechInCrunch. Brown dan Sarantakos melanjutkan, tab ‘berita’ itu dikembangkan melalui konsultasi dengan media, serta berdasarkan umpan balik dari survei terhadap lebih dari 100 ribu pengguna Facebook di AS awal tahun ini. Hal itu terdengar seperti Facebook News akan menggunakan editor manusia dan algoritma untuk menentukan cerita mana yang pengguna bakal lihat. Namun, secara khusus nantinya akan ada bagian yang disebut Today’s Stories, yang dikuratori oleh tim wartawan untuk menyoroti berita nasional terbesar pada hari itu.

Pada saat yang sama, Facebook juga akan memberikan saran cerita algoritmik berdasarkan minat dan aktivitas pengguna. Mereka dapat menyembunyikan artikel, topik, dan penerbit yang tidak ingin dilihat, serta browsing bagian yang ditujukan untuk bisnis, hiburan, kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan olahraga.

Mengenai personalisasi, Brown dan Sarantakos mengatakan, para penerbit khawatir bahwa pembelajaran mesin (machine learning) perusahaan masih memiliki batasan. “Kami memiliki progres untuk membuatnya (machine learning) sebelum kami dapat mengandalkan teknologi itu sendiri untuk menyediakan berita-berita yang berkualitas,” ujar mereka. Meskipun demikian, perusahaan menyarankan bahwa algoritma akan mengarahkan sebagian besar Facebook News  akan bekerja untuk memastikan algoritma tersebut juga memunculkan bentuk-bentuk baru jurnalisme di era digital, termasuk individu, jurnalisme independen. Selanjutnya, algoritma juga bakal bekerja untuk bagian di mana pengguna yang telah menautkan langganan berita ke akun Facebook mereka agar mereka dapat menelusuri konten dari langganan tersebut. Lantas, penerbit mana yang akan disertakan dalam fitur tersebut? Brown dan Sarantakos mengatakan mereka harus menjadi bagian dari Indeks Halaman Facebook News dan juga mematuhi Pedoman Penerbit perusahaan, yang mencakup larangan terhadap informasi yang salah, seperti yang ditandai oleh pemeriksa fakta pihak ketiga dan pidato kebencian.

Facebook Menggandeng Media Kredibel dalam Rilis Fitur News

Facebook tidak menyebut media massa yang berpartisipasi. Namun, tangkapan layar ‘News Secton’ akan mencakup cerita dari The Wall Street Journal, Time, The Washington Post, BuzzFeed News, Bloomberg, Fox Business, Business Insider, NPR, dan lainnya. Adapun juru bicara The Post, BuzzFeed dan LA Times telah mengkonfirmasi partisipasi mereka. Menurut Recode, hadirnya fitur ini dapat membantu perusahaan membayar sebagian para penerbit ini seharga jutaan dolar per tahun. Seorang juru bicara Facebook mengatakan kepada TechInCrunch, untuk memastikan perusahaan menyertakan berbagai bidang topik berita, mereka akan mulai dengan membayar himpunan penerbit yang dapat memberikan konten berbasis fakta dan konten asli yang stabil. Pemimpin Redaksi Berita BuzzFeed Ben Smith mengatakan kepada TechInCrunch melalui email bahwa BuzzFeed senang berpartisipasi dalam fitur tersebut. “Facebook memimpin dalam mengenali nilai yang diberikan berita kepada platform ini dengan cara yang nyata,” ujar Smith. Sedangkan, Vice President of Communication Los Angeles Times Dan Hillary Manning mengatakan bahwa perusahaan akan menjangkau pembaca baru melalui Facebook News. “Saat kami menjangkau lebih banyak pembaca, kami berharap dapat melihat lebih banyak pertumbuhan di basis pelanggan digital,” kata Manning.

Diketahui, sebagian perusahaan media sudah lama mengeluh dengan type bisnis Facebook yang seringkali menggunakan berita-berita untuk keuntungan media sosial itu semata.

Sementara, undang-undang (uu) bipartisan yang bakal diperkenalkan didalam kongres tahun ini bakal mengimbuhkan pembebasan kepada perusahaan media untuk lakukan negosiasi pembayaran berasal dari platform teknologi besar.

“Ini adalah arahan yang bahwa mereka bersedia untuk pertama kalinya membayar konten berita,” pungkas Kepala News Media Alliance David Chavern.