Konvergensi Media di Era Digital

Konvergensi Media di Era Digital

Konvergensi Media di Era Digital – Perkembangan masyarakat tak lepas berasal dari penyebaran informasi. Semakin berkembang nya masa pada zaman saat ini ini, sarana pada zaman dulu dan saat ini terlalu jauh berbeda.

Semua dikarenakan sejalan berjalannya selagi manusia tentu saja lakukan inovasi terakhir untuk tetap mendapatkan hal-hal baru yang tambah memudahkan mereka. Dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa mereka berpikiran bahwa sarana adalah alat cuma satu yang terlalu memudahkan mereka didalam segala perihal yang bakal dilakukan, andaikata untuk berbisnis online dan sebagainya.

Konvergensi Media di Era Digital

Pada zaman saat ini ini untuk mencari Info apapun orang tidak wajib lagi untuk belanja surat kabar, dikarenakan Info yang dibutuhkan udah mampu di akses melalui sarana online. judi online

Di era digital terhadap selagi ini, revolusi digital telah merubah cara pandang didalam menjalani kehidupan yang benar-benar canggih. Sekarang pertumbuhan sarana cetak sangatlah minim, perihal ini dikarenakan nyaris seluruh penduduk telah banyak meninggalkan surat kabar dan lebih pilih sarana yang instan akan informasi. Pesaing dimedia cetak pun makin lama ketat dikarenakan selagi ini banyak berkembangan sarana massa yakni sarana elektronik dan sarana online. sbobet88

Radio pun saat ini sudah banyak mengalami transformasi, terhadap awalannya media radio adalah media yang paling banyak digunakan, intensitas manusia mendengarkan radio sudah merasa menyusut sejak muncul dan berkembangnya televisi, dan internet benar-benar menurun kan minat para pendengar radio. www.mrchensjackson.com

Media cetak terhitung terkena dampak dari terdapatnya konvergensi media di era digital. Dengan munculnya internet, saat ini kami dapat menemukan berita terkini melalui internet. Diseluruh area lebih-lebih pelosok desa pun akan berubah ke internet, namun bukan berarti media cetak akan punah, antara media cetak dan media online akan berhubungan sebuah konvergensi dimana kedua media itu akan di jadikan satu agar ringan di akses.

Perkembangan masa digital disebut-sebut akan mengerus industri. Tak kecuali industri fasilitas baik itu cetak maupun televisi.

Founder CT Corp Chairul Tanjung (CT) memberi kuliah umum tentang pertumbuhan media. CT bicara soal metamorfosis fasilitas cetak di masa digitalisasi.

Kuliah itu disampaikan CT di Rakernas SMSI III yang digelar di Hotel Sari Pan Pacific, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Dalam rakernas tersebut, datang pula Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.

Konvergensi Media di Era Digital

CT menyinggung soal transformasi fasilitas cetak, seperti koran. Dia mengatakan, di masa digital, sebuah perusahaan fasilitas tidak dapat hanya mengandalkan fasilitas cetak.

“Kita mengerti Kompas, Jawa Pos contohnya. Itu kan koran, physically koran. Tapi mereka tahu, mereka nggak dapat survive kecuali oplah terus turun, harga kertas naik, iklan berkurang. Ya, senang nggak senang movement. Movement ke mana? Mereka cobalah membuat dotcom, tersedia Kompas.com, tersedia Jawapos.com. Semua koran sekarang membuat dotcom. Ini adalah proses metamorfosisnya,” kata CT kala mengimbuhkan pengarahan kepada bagian SMSI.

CT mencontohkan bagaimana dia membangun detikcom. Menurutnya, detikcom dibangun untuk mencukupi seluruh kemauan pembaca.

Perkembangan masa digital disebut-sebut akan mengerus industri. Tak kecuali industri fasilitas baik itu cetak maupun televisi.

Founder CT Corp Chairul Tanjung (CT) memberi kuliah umum tentang pertumbuhan media. CT bicara soal metamorfosis fasilitas cetak di masa digitalisasi.

Kuliah itu disampaikan CT di Rakernas SMSI III yang digelar di Hotel Sari Pan Pacific, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Dalam rakernas tersebut, datang pula Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.

CT menyinggung soal transformasi fasilitas cetak, seperti koran. Dia mengatakan, di masa digital, sebuah perusahaan fasilitas tidak dapat hanya mengandalkan fasilitas cetak.

“Kita mengerti Kompas, Jawa Pos contohnya. Itu kan koran, physically koran. Tapi mereka tahu, mereka nggak dapat survive kecuali oplah terus turun, harga kertas naik, iklan berkurang. Ya, senang nggak senang movement. Movement ke mana? Mereka cobalah membuat dotcom, tersedia Kompas.com, tersedia Jawapos.com. Semua koran sekarang membuat dotcom. Ini adalah proses metamorfosisnya,” kata CT kala mengimbuhkan pengarahan kepada bagian SMSI.

CT mencontohkan bagaimana dia membangun detikcom. Menurutnya, detikcom dibangun untuk mencukupi seluruh kemauan pembaca.

“Kalau saya selalu bilang detikcom itu seperti Transmart. Jadi apa lu perlu, gue ada, ‘palugada’. Apa saja you perlu, kita siapin, ada, itu detikcom,” terang CT.

Namun CT menyadari tak semua orang ingin membaca semua yang diberitakan detikcom. Karena itu, dibuat media digital yang memiliki spesialisasi topik.

“Tapi orang juga nggak mau baca semua yang ada. Orang ingin juga ke high supermarket. Nah, kita buat namanya CNN. Tapi orang juga mau toko-toko spesialis. Nah, kita buat juga ‘toko-toko’ spesialisnya. Spesialis gosip, spesialis fashion, spesialis beauty, spesialis macam-macam,” ujar CT.

Eks Menko Perekonomian itu menuturkan dewasa kini media baik cetak maupun elektronik tak bisa menyajikan berita sesuai kemauan sendiri. Media sekarang harus pintar melihat topik apa yang menarik perhatian para pembaca.

“Dan kita nggak bisa ngatur orang sekarang. Orang yang ngatur kita. Konsumen yang ngatur kita, bukan kita ngatur konsumen. Eranya sudah beda. Kalau dulu siapa yang punya barang, kita bisa atur orang. Sekarang mereka yang punya power untuk ngatur kita,” terang CT.

CT melanjutkan, dalam perkembangan media digital, muncul content aggregator. Content aggregator adalah media yang melansir kembali pemberitaan dari media-media lain.

Content aggregator, kata CT, punya peluang lebih besar untuk mendapatkan iklan. Karena itu, dia tak memberi izin kepada content aggregator untuk mengambil dan melansir kembali berita detikcom.

“Ini, ada juga yang namanya general media, ada Tribun News, ada Jakarta Post. Itu diambil kontennya oleh yang namanya content aggregator. Dia tinggal ambil saja dari orang-orang, dia kuat, namanya content aggregator. Nah, yang dapat iklan dia. Makanya detikcom saya haramkan itu untuk diambil kontennya sama content aggregator. Jadi ini tren yang terjadi,” jelasnya.

Tapi ada juga media yang tidak memberitakan apa-apa tapi mengizinkan siapa pun memberitakan lewat media yang dia miliki.

“Atau yang berikutnya, ada yang punya media tapi nggak punya konten. Dia bilang, ‘eh, semua orang, ya, you boleh ngisi konten di tempat saya, nggak usah bayar’. Jadi, dia cuma punya platformnya. Nah, ini juga jadi tren luar biasa sekarang,” ucap CT.

CT juga menjelaskan mengenai personalized content. Menurutnya, melalui konten yang tepersonalisasi, media dapat mengetahui topik apa yang sering dibaca orang.

“Apa sih personalized content? Dengan namanya artificial intelligence, ya, dengan data yang diterima itu, si media digital bisa tahu. Misalnya, Pak Menteri Rudiantara, kita bisa tahu senangnya. Oh, dia senangnya hanya baca gosip,” tutur CT.

“Dari mana tahunya? Begitu orang itu buka, bacanya apa, apa, apa, dia ada algorithm yang bisa memutar dan bisa memprediksi dengan 99,99 persen akurasi. Jadi berita yang di sini itu betul-betul personalized, betul-betul berita yang disukai oleh dia dan memang dicari,” sambung CT.

Konvergensi fasilitas yang berjalan dikhawatirkan membawa sejumlah dampak negatif, tidak hanya terhadap perkembangan kelangsungan proses fasilitas di Indonesia, melainkan juga dampak terhadap isi atau konten yang disampaikan kepada masyarakat.

Pemerintah Indonesia yang telah lihat dapat potensi merugikan dari ada konsentrasi suatu perusahaan mencoba mengintervensi bersama menghadirkan sejumlah ketetapan yang mengatur tentang kepemilikan perusahaan tetapi pebisnis sanggup lihat dan memanfaat celah-celah kebolongan dari regulasi yang ada untuk sanggup membuat sejumlah strategi, juga trick konsentrasi fasilitas peranan memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.

Buat kalian yang telah memahami bersama konvergensi fasilitas di masa digital ini jangan sampai menyalahgunakan fasilitas yaa, konvergensi fasilitas digunakan agar memudahkan kalian untuk terhubung Info yang kalian butuhkan dan tingkatkan wawasan pengetahuan kalian semua.